26 Juli 2019

Mengkritisi Keterlibatan Industri Rokok dalam Olahraga Bulutangkis

Hai genks. Kali ini aku mau ngomongin hal yang.. gak tau deh, jarang diomongin juga kayaknya, yaitu tentang keterlibatan industri rokok di olahraga bulu tangkis. 

Gambar: Yayasan Lentera Anak



Temen-temen tau lah, industri rokok mana yang erat banget sama olahraga bulu tangkis di Indonesia, yang dari zaman dulu punya Perkumpulan Bulu Tangkis buat karyawannya. Kemudian ngesposorin Indonesia Open, juga buka audisi Beasiswa buat anak-anak. 

Nah, temen-temen tau gak, sejak 1 Januari 2014, Badminton World Federation sudah melarang sponsor yang berhubungan dengan dengan rokok. Makanya, ketika itu, "Djarum Indonesia Open" diganti jadi "BCA Indonesia Open" dan sekarang "BLIBLI Indonesia Open" 

Kemarin siapa yang hadir ke Indonesia Open 2019? Ternyata, sedih banget, industri rokok masih aja nyempil di sana. Meskipun dengan embel-embel "Foundation" 


Foto: Yayasan Lentera Anak

FYI, Peraturan Pemerintah 109/2012 itu udah melarang, bahwa kegiatan itu gak boleh menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau. 

Yang dimaksud dengan brand image di antaranya semboyan yang digunakan oleh produk tembakau dan warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas produk tembakau yang bersangkutan. 

So, dari gambar berikut ini, keliatan banget kan, brand imagenya? dari tulisannya aja persis sama mereknya. Harusnya tuh yang kayak gini gak boleh. 

Foto: Yayasan Lentera Anak

Gak berenti sampai di situ, besok nih 28-30 Juli 2019, mereka akan mulai lagi menggelar Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Bandung. 

Padahal, di awal tahun ini, Komisioner Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) Komisi Perlindungan Anak Indonesia Sitti Hikmawatty sudah memberi statement adanya dugaan eksploitasi anak dalam Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis. 

Katanya, "Industri rokok berpotensi tinggi melakukan eksploitasi anak. Eksploitasi tersebut dapat ditemukan dari hulu sampai hilir,"  

"Sebanyak lebih dari 23.000 anak yang terlibat dalam audisi tersebut dimanfaatkan sebagai media promosi brand image produk tembakau tertentu dengan mengharuskan peserta mengenakan kaos dengan tulisan Djarum yang merupakan brand image produk zat adiktif yang berbahaya." 

"Lebih lanjut ia mengatakan hal tersebut bertentangan dengan Pasal 66 UU Perlindungan Anak No. 35/2014 karena telah mengeksploitasi anak secara ekonomi." 

"Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis juga melanggar PP 109/2012 , Pasal 47 (1) yakni mengikutsertakan anak-anak pd penyelenggaraan kegiatan yg disponsori rokok dan Pasal 37 (a) ttg larangan gunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau, termasuk brand image produk tembakau" 

Ada juga nih, statement dari Ketua Yayasan Lenter Anak Lisda Sundari menanggapi Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis, "Anak-anak terlihat seperti iklan berjalan dan memborbardir mereka dengan citra merek rokok di seluruh tempat selama kegiatan berlangsung." 

Nih, lihat, anak-anaknya aja disuruh pakai kaos seperti ini, pantes aja diprotes sama Bu Hikmawatty dan Bu Lisda, kan? 


Foto: Yayasan Lentera Anak

So, aku setuju banget sama Yayasan Lentera Anak yang mendesak audisi bulutangkis yang disponsori industri rokok yang melibatkan anak-anak dihentikan, karena memanfaatkan tubuh anak untuk mempromosikan produk rokok melalui kaos bertuliskan merek rokok!  

Aku juga setuju banget sama Psikolog Liza Djaprie yang bilang bahwa audisi tersebut bertujuan membangun persepsi pada anak-anak bahwa rokok adalah hal yang normal dan baik. 

"Persepsi tersebut akan masuk ke dalam memori anak, tinggal menunggu waktu saja mereka akan mulai mencoba rokok dan menjadi konsumen baru. Industri rokok akan selalu mencari regenerasi konsumen," - Psikolog Liza Djparie

Jadi, ayo Kang Oded dan Kang Yana, tindak tegas! Apalagi, Kota Bandung baru aja dapet penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Nindya dari KPPPA kan kemarin.  

Tentu Kang Oded dan Kang Yana paham, bahwa penghargaan KLA bukanlah sekadar prestasi, tapi juga amanah untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak yang akan menjadi harapan masa depan Bandung. #TangkisEksploitasiAnak #SmashDjarumOut 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar