29 Juni 2014

Indonesia Ibarat Kapal Tua



Jaya Indonesia
Sebagai anak nelayan dari Lamakera
Saya melihat Indonesia itu seperti kapal tua
Yang berlayar tak tahu arah

Arahnya ada,
Hanya Nahkoda kita yang tak bisa membaca
Mungkin dia bisa membaca,
Tapi tertutup hasrat membabi buta

Hasrat hidupi keluarga, saudara, kolega
Dan mungkin, istri muda

Indonesia itu memang seperti kapal tua
Dengan penumpang berbagai rupa
Ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa, hingga Papua
Bersatu dalam Nusantara

6 kali sudah kita berganti Nahkoda
Tapi masih jauh dari kata sejahtera
Dari dulu teman-teman, dari teriakan kata “Merdeka!”  
Sampai sekarang, “Folbek donk qaqaa!”  


Nahkoda pertama
Sang Proklamator bersama Hatta
Membangun dengan semangat Pancasila
Dan terkenal di kalangan wanita

Ia pernah berkata
Mampu mengguncangkan dunia dengan sepuluh pemuda
Tetapi itu kan kurang satu untuk tim sepakbola?  
Kalau kayak begini, baru kapan kita ikut piala dunia?

Nahkoda kedua
32 tahun berkuasa
Datang dengan program bernama Pelita
Bapak Pembangunan bagi mereka,
Bagi saya tidak ada bedanya, tidak ada!

Penumpang bersuara berakhir di penjara
Atau hilang di lautan tanpa berita
Beda dengan Dodit Mulyanto, hanya modal biola saja
Terkenal di Indonesia

Nahkoda ketiga
Sang Wakil yang naik tahta
Mewarisi pecah belahnya masa Orba

Belum sempat menjelajahi Samudera
Ia terhenti di tahun pertama
Dibanggakan di Eropa
Dipermainkan di Indonesia
Jerman dapat ilmunya
Kita dapat apa? Antrian panjang nonton filmnya

Nahkoda selanjutnya
Sang Kyai dengan hati terbuka
Ia terhenti dalam Sidang Istimewa
Ketika tokoh-tokoh Reformasi berebut Istana

“Potong bebek sajaaa!  
Gitu aja kok repot.” Kata Gus Dur featuring Ursula

Nahkoda kelima
Nahkoda pertama seorang wanita
Dari tangan ibunya
Bendera Pusaka tercipta

Kata bapaknya,
“Berikan aku sepuluh pemuda!”
Tapi apa daya
Itu di luar kemampuan ibu beranak tiga

Kalo mau sepuluh pemuda,
Ambil saja dari followersnya Raditya Dika
“Cemungudh ea qaqaaa!”  

Nahkoda keenam bagian A
Kenapa bagian A?
Sengaja, biar tetap pada rima A

2 Pemilu mengungguli perolehan suara
2 kali sumpah atas nama Garuda

Tapi itu hanya awal cerita
Cerita panjang yang terpanjang di banyak media

Lapindo, Munir, Century, Hambalang kami menolak lupa!  

Kini, ia telah hadir di social media
Mungkin bermaksud mengalahkan Raditya Dika
Setelah 4 album yang entah seperti apa
Mungkin dia akan membuat film, “Malam Minggu Istana”  

Teman-teman
Kini 2014 telah tiba
Saatnya kita
Kembali memilih Nahkoda

Pastikan dia yang mengerti Bhineka Tunggal Ika
Bukan boneka milik amerika!  

Dia yang mengerti suara kita,
Suara kalo indonesia bisa!

Bukan “aitakatta!”, “Eaa! Eaa!”,
Atau “follbak donk qaqaaa!”  

Inilah cerita kapal tua kita
Ada yang tidak percaya?
Sudah, kalian percaya saja! 

(Abdur, Grand Finalis Stand Up Comedy Indonesia Season 4) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar