Tasawuf adalah jalan
beribadah mendekatkan diri kepada Allah yang berdasarkan ajaran Islam
Tujuan dari Tasawuf adalah
untuk membersihkan jiwa, menghiasi diri dengan moral yang terpuji. Agar jiwa
menjadi bersih & ruh menjadi suci.
Tasawuf ada dua, Tasawuf
Akhlaqi (sunni) dan Tasawuf Falsafi
Tasawuf Akhlaqi itu yang
keras berpegang pada agama. Berlandaskan Al-Qur'an & Sunnah. Tidak
menggunakan terminologi filsafat.
Tasawuf Akhlaqi lebih
terkonsntrasi pada pembinaan moral, pendidikan akhlaq & pengobatan jiwa.
Tasawuf Falsafi merupakan
tasawuf yang ajarannya memadukan visi mistis dan visi rasional sebagai
penggagasnya.
Tasawuf Falsafi
menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya, berasal dari bermacam
ajaran filsafat yang mempengaruhi tokoh-tokohnya
Latar belakang lahirnya
Tasawuf bermula dari gerakan Zuhud yang timbul pada akhir avad pertama dan
permulaan abad kedua Hijriah.
Zuhud (Asketisisme) timbul
sebagai reaksi terhadap hidup mewah dari khalifah & keluarga serta pembesar-pembesar
negara setelah mereka kaya
Motivasi dari Al-Qur'an
dalam gerakan Zuhud ini ada pada surat An-Nisa ayat 77, yang menyatakan bahwa
akhirat lebih baik daripada dunia.
"Katakanlah
(Muhammad), kesenangan dunia adalah sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi
orang yang bertakwa" An-Nisa ayat 77
Motivasinya juga berasal
dari pola hidup sederhana pada zaman Rasul dan sahabat-sahabatnya yang
menjauhkan diri dari kemewahan dunia..
Contoh paham pada Tasawuf
Akhlaqi adalah konsep Mahabbah (Cinta) dan Makrifat (Hakikat)
Ajaran Mahabbah tokohnya
adalah Rabiah al-Adawiyyah. Maksud dari ajaran ini tentunya "cinta kepada
Allah"
Pengertian Mahabbah:
Memeluk & mematuhi perintah Allah dan membenci sikap melawan Allah. Berserah
diri kepada Allah. Mengosongkan perasaan di hati dari segalanya kecuali Zat
Yang Dikasihi, Allah SWT.
Kemudian dalam Tasawuf
Akhlaqi ada juga namanya "Makrifah", mencari dan memperoleh hakikat
(hidup?)
Menurut Dnun Nun al-Misri,
Makrifat sebenarnya adalah kesaksian hati sebab ia merupakan fitrah dalam hati
manusia sejak zaman azali.
Dalam Tasawuf Falsafi ada
yang namanya Fana, Baqa, Ittihad, Hulul, Wahdatul Wujud, Tajalli, Insan Kamil
(Nur Muhammad).
Fana menurut kalangan
sufi, hilangnya kesadaran pibadi dengan sendirinya atau dengan sesuatu yang
lazim digunakan pada diri"
Menurut Mustafa Zahri,
Fana adalah lenyapnya indrawi, yakni sifat manusia biasa yang suka pada syahwat
dan hawa nafsu.
Maka dapat dipahami, Fana
itu lenyapnya sifat2 inderawi, akhlak tercela, kebodohan dan perbuatan maksiat
dari diri manusia.
Berikutnya, Baqa. Ia
adalah akibat dari Fana. Secara harfiah artinya kekal.
Menurut istilah, Baqa itu
kekalnya sifat-sifat ketuhanan, akhlak yang terpuji, ilmu pengetahuan &
kebersihan diri dari dosan dan maksiat.
Fana & Baqa adalah
manifestasi dari pencapaian hakikat. Siapa yg menghancurkan sifat buruknya,
maka yang tertinggal adalah sifat baiknya.
Selanjutnya, Ittihad.
Ittihad erat hubungannya dengan Fana & Baqa. Yakni penyatuan batin atau
rohaniah dengan Tuhan.
Dalam Ittihad, seorang
sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan. Suatu tingkatan dimana yang
mencintai & dicintai telah menjadi satu.
Bagi orang yang toleran,
Ittihad dipandang sebagai penyelewengan. Tapi bagi yang berpegang keras pada
agama, itu dipandang sebagai kekufuran
Namun hal itu hanya
masalah perbedaan pendapat antara Tasawuf Akhlaqi (sunni) & Tasawuf Falsafi
(yang nganut konsep ini)
Hulul. Secara harfiah
berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia yang telah melenyapkan
sifat2 kemanusiannya melalui Fana.
Ada sedikit perbedaan
antara konsep penyatuan Hulul dengan Ittihad. Dalam Ittihad, sifat Allah
menjadi lebur dengan manusia sehingga yang ada hanyalah Allah. Dalam Hulul,
sifat manusia memang lebur, namun sifat kemanusiaannya masih ada. Jadi dalam
konsep Hulul, sifat ketuhanan dan sifat kemanusiaan melebur jadi satu dalam
jasad manusia
Kalo di catatan saya:
Ittihad -> Manusia ke Tuhan; Hulul -> Tuhan nyamper Manusia. CMIIW yaa
Tokoh konsep Al-Ittihad
adalah Abu Yazid Al-Busthami. Sedangkan tokoh konsep Al-Hulul adalah Al-Hallaj
Konsep "Penyatuan
Tuhan dengan makhlukNya" dalam Tasawuf Falsafi yang ketiga adalah,
Wahdatul Wujud. Tokohnya, Ibnu al-Arabi.
Ungkapan Wahdatul Wujud
berarti "Kesatuan Wujud". Wahdat = sendiri, tunggal atau kesatuan.
Wujud = ada.
Wahdatul Wujud dalam
mistisme Islam atau Tasawuf Falsafi juga kerap disebut atau disamakan dengan
Panteisme.
Panteisme adalah aliran
yang meyakini bahwa Tuhan dan makhluk itu satu
Pengertian yang dianut
para sufi adalah, bahwa antara manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah
kesatuan wujud.
Dalam Wahdatul Wujud, ada
konsep Tajalli. Artinya "self-disclosure" atau "penyingkapan
diri, pembukaan diri".
Tujuan Tuhan menciptakan
alam bukan hanya untuk melihat diriNya, tapi juga untuk memperlihatkan diriNya.
Terjadinya Tajalli atau penciptaan alam disebabkan kerinduan Tuhan untuk
dikenal oleh ciptaan-Nya. Ide ini terkandung dalam hadits yang menyatakan,
bahwa Tuhan adalah harta simpanan tersembunyi (kanz makhfi) yang tidak dikenal,
karena itu Dia ingin dikenal. Maka Dia
menciptakan makhluk dan memperkenalkan diri-Nya kepada mereka. Lalu mereka
mengenal-Nya.
NB: >> saya gak nemu
catatan kakinya di makalah tentang Wahdatul Wujud yang saya baca mengenai
hadits berisikan ide Tajalli ini. Maka kalo teman-teman ada yang tau riwayat
hadits tersebut, kasih tahu saya yaaa. Biar jelas. Hehe. <<
Filsafat Iluminasi adalah
konsep yang dikembangkan oleh Suhrawardi al-Maqtul-Hikmah al-Isyraq. Beliau
adalah generasi pertama sufi filosuf..
Suhrawadi berpendapat: Jika
jiwa manusia ingin mencapai hakikat dirinya, harus dengan latihan rohaniah. Jiwa
manusia tidak bisa sampai pada alam suci serta tidak bisa menerima
cahaya-cahaya iluminasi selama masih kotor. Sebab alam suci maupun cahaya
adalah substansi malakut, dimana alam suci itu sendiri tidak membutuhkan
keuatan fisik.
Melalui kalimat-kalimat
simbolis ia mengatakan >> Allah SWT adalah Nurul Anwar yg merupakan
sumber asal dari segala yang ada & seluruh kejadian. Dari Nurul Anwar
memancar cahaya2 yang menjadi sumber kejadian alam rohani dan alam materi.
<<
Konsep Insan Kamil dalam
Tasawuf Falsafi dikembangakan oleh Abdul Karim al-Jilli.
Insan Kamil artinya,
manusia sempurna. Berasal dari kata insan, manusia dan kamil, sempurna.
Konsepsi fiosofi ini
pertama kali muncul dari gagasan tokoh sufi Ibnu Arabi. Kemudian dikembangkan
oleh Abdul Karim al-Jili.
Menurutnya, Insan Kamil
merupakan wadah Tajalli yang paripurna. Juga merupakan miniatur dari segenap
jagad raya.
Pandangan demikian (wadah
Tajalli) didasarkan pada asumsi bahwa segenap wujud hanya mempunyai satu
realitas.
Realitas tunggal itu
adalah wujud mutlak, bebas dari segenap pemikiran, hubungan, arah, dan waktu.
Ia adalah esensi murni.
Tidak bernama, tidak bersifat, dan tidak mempunyai relasi dengan sesuatu.
Di dalam kesedirian-Nya
yang gaib itu, esensi mutlak tidak dapat dipahami dan tidak ada akata-kata yang
dapat menggambarkan-Nya. Karena indera, pemikiran, akal dan pengertian manusia
mempunyai kemampuan yang fana dan tidak pasti. Karena itu, tidak mungkin
manusia yang serba terbata akan dapat mengetahui zat mutlak itu secara pasti..
Kenapa kita mempelajari
Tasawuf? Apa inti dari Tasawuf? Nah dosen saya, Bu Siti Sa'adah mengatakan, "Manusia
harus mendekati Tuhan tanpa mengharap surga-Nya atau takut neraka-Nya"
Pada akhirnya, semoga kita
termasuk dalam golongan hamba Allah yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya,
dan dikumpulkan di surga kelak #IMO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar