Assalamualaikum
warahmatullahi wabaraktuh
Salam
sejahtera bagi kita semua :D
Untuk
postingan ini, plus salam sejahtera bagi para pendaki Gunung Slamet ;)
Buat
temen-temen yang mungkin belum tahu, pada liburan semester tiga kemarin gue dan
beberapa kawan SMA dari Rafah Islamic Boarding School mengadakan trip ke
Purwokerto untuk mendaki Gunung Slamet.
Mungkin
gue mau nyeritain teknisnya dulu aja nih ya, biar berasa jadi penulis yang suka
menulis tentang kisah perjalanan :3 #halah
Gue
dan kawan-kawan berangkat dari Jakarta, tepatnya Stasiun Pasar Senen,
menggunakan kereta api. Kalo gak salah, kereta apinya itu namanya Kutojaya
Utara.
Asyik
lho naik kereta api :D Hal yang paling bikin gue terkesan adalah, dari Jakarta
ke Karawang hanya sekitar 30 menit tuh kalo gak salah. Gue takjub soalnya gue
biasa ke Karawang naik mobil. Jadi maklum ya, agak norak sedikit ._. sedikit
aja tapi~
Kami
sampai di Purwoerto sekitar pukul 12.00 siang. Sepi stasiunnya. Nggak kayak
stasiun-stasiun Commuter Line yang di JABODETABEK ._. Lagian ya keretanya juga
jarang-jarang sih yah, di Purwokerto mah belum ada Commuter Line. Hehehe
Setelah
dijemput oleh temen yang kuliah di UNSOED, kami menuju ke kost-annya
menggunakan taksi. Enak lho mumpung dibayarin. Kemudian kami beristirahat
semalam di kostnya tersebut, sembari merancang rencana perjalanan.
Keesokan
harinya, sempet jalan-jalan dulu sedikit di pinggiran UNSOED. Ternyata kawasan
UNSOED ini hampir kayak UI gitu kalo kata gue sih. Tapi gak pake gerbang. Jadi
komplek-komplek bangunannya itu terpisah dan dilewati oleh jalan umum. Jadi
kepikiran, mungkin sama seperti konsep Pondok Pesantren GONTOR yang nggak make
pager dan nyatu sama perumahan penduduk *kata kyai gue*.
Kami
memutuskan untuk menuju Gunung Slamet pada malam hari, jam 20.00 dan mulai
mendaki pukul 23.00. Karena biar kita bisa cepet sampai Pos Satu, dan istirahat
disitu.
Keesokan
harinya, kami merencanakan untuk bisa segera mencapai Pos Lima pada sore hari.
Karena sebagaimana di Pos Satu, di Pos Lima itu ada pondokannya, jadi enak buat
istirahat. Hehehe. Berangkat sekitar pukul 08.00 atau 09.00 gitu, sampai di Pos
Tiga pada waktu dzuhur, kami istirahat dulu agak lama untuk makan, shalat dan
tidur siang.
Sesampainya
kami di Pos Lima pada keadaan hujan. Alhamdulillah kan, ada pondokan disitu,
jadinya nggak masalah. Kami beristirahat disana, makan-makan, tidur sama shalat
juga. Hehehe. Kami tidur cepat, karena berencana untuk muncak pada dini
hari.
Malamnya
sekitar pukul 02.00 gitu, kami bangun. Biasalah, proses bangunnya agak lama
gimana gitu ._. jadinya kami baru muncak pukul 03.00. Sekali lagi, kalo
gue gak salah inget #plakk
SHALAT SUBUH DI TENGAH PENDAKIAN |
Pada
saat di Pos Tujuh, kami beristirahat sejenak. Alhamdulillah disitu juga udah
ada pondokannya. Walhasil, banyak yang tidur lagi. Setelah istirahat sekitar 20
menit, kami pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, dari kejauhan
terdengar sayup-sayup orang-orang bertilawah al-qur’an. Which is bikin gue
amazed banget. Dari puncak Gunung bisa kedengeran gitu *mereka pake speaker*. Ketika
melihat pemandangan pun, berasa kayak di Puncak gitu deh, kerlap-kerlip lamu
kekuning-kungingan bikin keren suasana.
Akhirnya
kita sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi. Emang sih, niatnya mau ngincer sunrise
gitu kan, tapi karena banyak juga yang baru pertama kali hiking, jadinya telat.
Lagian pas udah di puncak juga, dalam keadaan gerimis. Jadinya masih banyak
awan yang menutupi pemandangan.
Namun
tentu kami gak kecewa donk. Bagaimanapun, alhamdulillah kami berhasil mendaki
puncak tertinggi Jawa Tengah. Tentunya bukan perjuangan sendiri. Kami dibantu
juga oleh kawan dari Mapala UNSOED gitu deh. Dan temen kami yang kuliah disana
juga anggotanya. Hehehe.
Banyak
pelajaran yang bikin gue kepikiran pas kegiatan keren ini. Maka dari itulah gue
menuliskannya disini, berbagi sama kalian. Hehe. Semoga bisa diambil hikmahnya.
Hal
yang gue tangkep adalah, “Jangan menyerah. Kita sudah berjalan terlalu jauh untuk
berhenti”. Sebenernya itu semacam quote yang pernah gue baca, namun gue
baru benar-benar ngerasain pas naik gunung ini.
Memang
kadang ketika kita melakukan sesuatu hal, atau dalam kita mencapai impian, suka
terbersit pikiran untuk nyerah gitu aja. Tentu karena ternyata banyak
halang-rintang yang muncul dalam perjalan kita. Namun belajar dari kegiatan
ini, gue jadi nyadar kalo kita gak boleh gampang nyerah. Kalo ada rintangan,
justru itu akan menambah kapasitas diri kita. Meningkatkan kualitas diri kita,
yang menandakan kalo kita bukanlah orang cemen. Dengan kita tetap melanjutkan
perjalanan, menjadi bukti bahwa kita mampu. Kita bisa.
Kita
harus menjadi orang kuat. Bahkan dalam suatu hadits dirwayatkan bahwa seorang
mukmin yang kuat, lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Kita harus
kuat. Kalo kita lemah, maka akan mudah saja para musuh Islam untuk melawan
kita. Bisa-bisa gampang saja mereka melecehkan dan menginjak-injak martabat
kita, kalo saja kita gak punya mental yang kuat.
Ngomongin
“mental yang kuat”, tentu gue gak bermaksud bahwa mutlak “kuat” itu ditunjukan
dengan badan yang kekar kayak Ade Ray atau semacam itu. Gue pribadi mikir,
karena gak semua orang dikarunai kesehatan seperti kita. Ada yang lumpuh
misalnya. Ada yang punya cacat bawaan lahir. Namun, bukan berarti mereka itu
semata-mata lemah. Banyak dari orang-orang seperti mereka justru lebih sukses
daripada orang yang lebih normal. Tentu itu berarti mereka mempunyai tekad dan
mental yang kuat.
DARI PUNCAK GUNUNG SLAMET |
Gue
nulis ini sebagai motivasi buat diri gue pribadi juga. Karena yah, kadang gue
juga sempet down misalnya, dalam menghadapi masalah. Namun dengan ini
gue mengajak, yuk kita sama-sama mengupgrade diri, supaya kualitas diri kita
menjadi semakin keren lagi.
Akhir
kata, terima kasih buat temen-temen SMA yang udah ngajak gue ngelakuin perjalan
ini. Ada Tholhah, Mamduh, Fawwaz, Fadhil, Rifqi, Rifai, Aldillah dan Shuhaib. Plus
juga temen-temen dari sana, ada Sandy, Putri.
TIM PENDAKI GUNUNG SLAMET |
Semoga
kita bisa mengambil hikmahnya. Saling mengingatkan dan menjadi orang keren
bareng-bareng dengan interpretasi diri kita masing-masing juga sih tentunya. Hehehe.
Stay
Calm and Keep CERIA; Because You Are the Future Leader.
Peace,
Love and Gaul~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar