Salam
Sejahtera...
Manusia adalah
makhluk sosial. Makhluk yang tak bisa hidup sendiri. Butuh manusia lain untuk
dapat menjalani hidup dengan baik. Dalam bersosialisasi tentunya menambaha
dafar teman/orang yang kita kenal. Bahkan kita mengalami ketergantungan
terhadap orang lain.
Ketergantungan
terhadap orang lain terkadang terdefinisikan sebagai sesuatu yang kurang baik. Memang
sih terpikir seperti itu. Tapi ada suatu saat dimana kita butuh orang lain.
Ketika seorang
bayi menangis. Saat itulah bagaimana peran orangtua menjadi sebuah
ketergantungan bagi sang bayi. Hal itu menjadi sesuatu yang mutlak karena
umurnya. Hehehe. Fenomena yang unik, terkadang ada juga ‘anak besar’ yang
mengalami ketergantungan berlebih. Seakan tidak pantas dengan umurnya.
Dalam hidup
yang keras kita dituntut untuk dapat mandiri. Tidak melulu bergantung pada
orang lain untuk hal-hal yang seharusnya dapat dikerjakan sendiri. Kemandirian kita
akan mendidik menjadi orang yang tangguh menjalani hidup.
Ketergantungan
yang berlebih terhadap orang lain dapat membawa dampak besar bagi diri. Banyak hal
yang seharusnya dilakukan sendiri malah harus diurus orang lain. Seperti makan
misalnya. Apabila dalam keadaan normal dan untuk makan saja kita masih harus
disuapi oleh orangtua maka itu menjadi sesuatu yang tak wajar.
Kita harusnya
dapat memanajemen hidup kita. Berusaha untuk dapat lebih mandiri. Orang yang
terlalu bergantung dengan orang lain akan kelimpungan ketika tempat
bergantungnya hilang. Seakan mejadi tidak punya pengarah hidup. Padahal tidak
seperti itu sejatinya.
Sebagai muslim
kita mempunyai Allah. Tuhan kita dan seluruh alam ini. Ketergantungan yang
tidak wajar terhadap orang lain sama saja melupakan esensi hal ini. Dalam surat
al-ikhlas ada ayat yang menyatakan dengan jelas bahwa Allah-lah tempat kita
bergantung.
(1. Say
(O Muhammad (Sal-Allaahu 'alayhe Wa Sallam)): "He is Allâh, (the) One. 2.
"Allâh-us-Samad (the Self-Sufficient master, whom All creatures need, He
neither eats nor drinks). 3. "He begets not, nor was He begotten; 4.
"And there is none co-equal or comparable unto him.") QS Al-Ikhlas
Dengan jelas
dalam surat itu bahwa Allah-lah Tuhan kita yang maha esa. Allah-lah tempat kita
bergantung. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada satuun
yang menyerupai Ia.
Maka,
kita sebagai muslim harusnya dapat memahami hal ini dengan baik. Saling tolong
menolong, bersosialisasi dengan orang itu baik. Tapi kita harus paham bahwa
sejatinya Allah-lah tempat kita bergantung. Karena Allah-lah pencipta kita.
Allah yang memberi rizki pada kita. Harusnya kita meminta kepadaNya, berdoa kepadaNya, menyembah kepadaNya, dan bukan terhadap orang lain.
Semoga
kita senantiasa berada dalam lindunganNya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar