Assalamualaikum!
Postingan kali ini, Bagja Nugraha akan membicarakan tentang Perubahan Iklim.
Postingan ini juga dibuat untuk menjadi essai/opini sebagai syarat mengikuti
![]() |
Youth Camp on Climate Change |
Penasaran? Let's check it out!
Salah satu faktor yang menentukan keberlanjutan planet Bumi atau Hidup
Kita adalah Emisi Karbon. Setiap detik, Emisi Karbon terbang ke atmosfir dalam
jumlah yang menyebabkan perubahan iklim akan menyebabkan iklim berubah dan
menghasilkan lingkungan yang buruk bagi seluruh spesies di muka Bumi, termasuk
manusia.
Sebagai satu-satunya Badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB/UN) yang dibentuk
oleh perjanjian internasional dalam menghalau perubahan iklim, Konvensi
Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perseringkatan Bangsa-Bangsa atau disebut juga
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) berkumpul setiap
tahun untuk merencanakan solusi yang dapat mencegah iklim yang memburuk. Banyak
usaha telah dilakukan untuk mengurangi perubahan iklim. Dari Kyoto Protokol
sampai Bali Action Plan, UNFCCC mempunyai target untuk mengurangi emisi karbon
pada 2020.
A.
Arti Penting Perubahan Iklim
Lingkungan dan iklim mempunyai dampak bagi seluruh aspek kehidupan kita
yang melingkupi urbanisasi, ekonomi dan pembangunan, teknologi, pangan dan
agrikultur, sumber air, kesehatan, bahkan turisme.
Indonesia terletak di antara 6˚08’ Lintang Utara sampai 11˚15’ Lintang
Selatan, dan 94˚45’ sampai 141˚05’ Bujur Timur. Negara Indonesia menutupi
wilayah selua 790 juta hektar, dengan total garis pantai sepanjang 81.000 km
dan teritorial darat sekitar 200 juta hektar. Indonesia mempunyai 5 pulau besar
utama (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya) dan sekitar 13.667
pulau kecil, yang lebih dari setengahnya (56%) tidak bernama dan hanya 7% yang
dihuni secara permanen. Dataran pesisir yang luas dan daerah pegunungan dengan
tinggi 1.000m di atas permukaan laut merupakan karakteristik dari pulau
Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Dari 200 juta hektar wilayah daratan,
sekitar 50 juta hektarnya dikhususkan untuk berbagai kegiatan pertanian. Ada
hampir 20 juta lahan, dimana sekitar 40%-nya adalah lahan basah (contoh,
sawah), 40 % adalah lahan kering, dan 15% adalah ladang berpindah.
Iklim di Indonesia didominasi oleh angin musin, yang memberikan tingkat
homogenitas bervariasi sepanjang wilayah ini. Indonesia terletak di kisaran
Convergence Zona Inter-Tropis (ITCZ) dimana di sisi timur laut dan tenggara
merupakan daerah angin mati. Gerak naik kuat, langit mendung, badai kuat, hujan
deras dan badai petir dengan intensitas bervariasi adalah karakteristik dari
wilayah ini.
Pola curah hujan di Indonesia terdiri dari tiga macam (Boerema, 1938).
Jenis pertama ialah musim hujan dengan puncak hujan bulanan pada bulan
Desember. Kedua adalah pola hujan yang lebih terlokalisasi di ekuator timur
Indonesia dengan puncak curah hujan bulanan pada Juli – Agustus. Ketiga adalah
curah hujan ekuatorial yang ditandai dengan dua curah hujan bulanan pada bulan
Maret dan Oktober.
Secara keseluruhan, ketiga jenis curah hujan di Indonesia ini
menghasilkan musim hujan yang bervariasi lamanya dari 280-300 hari atau paling
singkat 10-110 hari, dengan variasi curah hujan berkisar 4.115 mm sampai 650
mm. Variabilitas curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ENSO (El
Nino Southern Oscillation). Dampak ENSO pada curah hujan lebih terasa saat
musim kemarau daripada musim hujan. Berbagai studi tentang pengaruh ENSO pada
variabilitas curah hujan antar-tahunan di Indonesia mengungkapkan pola sebagai
berikut: (i) musim kemarau berakhir lebih lambat dari biasanya saat El Nino dan
lebih cepat saat La Nina, (ii) musim hujan muncul lebih lambat saat El Nino dan
lebih cepat saat La Nina, (iii) penurunan curah hujan yang signifikan bisa
diperkirakan saat El Nino dan pengingkatan yang signifkan pula saat La Nina,
(iv) musim kemarau yang panjang terjadi selama musim hujan, khususnya di
Indonesia Timur. Lebih lanjut, selain menyebabkan curah hujan yang bervariasi,
efek ENSO itu sendiri bervariasi. Efek ENSO sangat kuat di daerah yang
dipengaruhi oleh iklim muson, lemah di daerah khatulistiwa, dan tidak dapat
diprediksi di daerah yang dipengaruhi cuaca lokal.
Masalah yang sering terjadi dan berkaitan dengan perubahan iklim biasanya
terletak pada isu banjir dan kekeringan. Dengan wilayah Indonesia yang sangat
dipengaruhi ENSO, maka perubahan iklim ke arah yang buruk bisa dipastikan akan
membawa masalah bagi Indonesia.
Beras adalah makanan utama di Indonesia. Data historis menunjukan bahwa
perubahan iklim dapat mempengaruhi tingkat produksi beras dan pola bercocok
tanam di Indonesia. Begitu pula dengan sumber air. Banjir atau kekeringan akan
menjadi hal yang buruk bagi Indonesia. Dampak dari perubahan iklim di bidang
perhutanan akan berpengaruh pada persediaan air tanah. Salah satu ancaman dari
efek perubahan iklim yang terjadi pada bidang ini ialah kebakaran hutan. Dalam
bidang maritim, efek perubahan iklim akan terasa mengenai pengelolaan ekonomi
dan keanekaragaman hayati. Pemutihan terumbu karang (Coral Bleaching),
atau pemanasan dan peninggian air laut bsia menjadi masalah serius bagi
Indonesia. Bidang kesehatan juga dapat terdampak efek perubahan iklim. Penyakit
akan lebih mudah menjangkiti masyarakat Indonesia apabila perubahan iklim tidak
segera ditangani.
B.
Hal yang Harus Disampaikan di COP 21
UNFCCC
COP 21 mempunyai salah satu target dari 17 Target untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai langkah baru seusai MDGs, yaitu
“Mengambil Tindakan Segera untuk Memerangi Perubahan Iklim dan Dampaknya”.
Hal-hal yang termasuk di dalam Target ini adalah:
1.
Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptasi terhadap
bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
2.
Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke
dalam kebijakan nasional, strategi dan perencanaan.
3.
Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan
kapasitas manusia dan kelembagaan pada mitigasi perubahan iklim, adaptasi,
pengurangan dampak dan peringatan dini
4.
Mengimplementasikan komitmen yang dilakukan oleh pihak
negara maju ke UNFCCC untuk tujuan memobilisasi bersama-sama $ 100.000.000.000
per tahun pada tahun 2020 dari semua sumber untuk memenuhi kebutuhan
negara-negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang berarti dan
transparansi dalam implementasi dan sepenuhnya mengoperasionalkan Green Climate
Fund melalui kapitalisasi sesegera mungkin.
5.
Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas
untuk perencanaan terkait perubahan iklim yang efektif dan manajemen di
negara-negara kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang, termasuk
fokus pada perempuan, pemuda dan lokal dan masyarakat terpinggirkan.
Indonesia harus menunjukan usaha-usaha yang kuat untuk mencapai tujuan
bersama ini. Indonesia harus mengajak negara-negara lainnya untuk sama-sama
meningkatkan keseriusannya menghadapai masalah perubahan iklim. Mengacu pada
Bali Action Plan, Indonesia harus bisa menjadi Pemimpin dalam mensukseskan hal
tersebut.
Lakukan negosiasi-negosiasi yang dapat menguntungkan dunia dalam mengatasi
perubahan iklim, namun tetap menjaga stabilitas dan posisi negara Indonesia
terhadap aspek-aspek di bidang lainnya. Gandeng kerjasama dalam energi
terbarukan dan transfer teknolgi dengan negara-negara yang mempunyai
kapabilitas terkait hal tersebut.
Ajak seluruh dunia untuk memaksimalkan potensi pemuda-pemudanya.
Mengedukasi masyarakatnya agar semua menyadari dampak perubahan iklim. Pemuda
adalah pemegang panji-panji kebangkitan suatu bangsa. Maka para pemuda
Indonesia harus terlibat aktif dalam isu perubahan iklim. Dengan begitu
Indonesia akan mampu menghadapi perubahan iklim dengan kekuatan pemudanya.
Sumber: Indonesia 2nd national Communication under UNFCCC dan artikel-artikel Sustainable Development Goals dalam English yang dicari menggunakan Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar