Salam...
Alhamdulillah pada akhirnya bisa
nulis lagi ^_^v
Pada kangen yaaa, maaf deh kalo
bikin kangen *pede* :p
Tulisan kali ini tanggapan gue
yang abis baca buku bunda Asma Nadia 17 Catatan Hati UMMI.
Di buku ini ada 3 novel dan 10
cerpen. Nah, gue mau bahas yang 3 novelnya aja yaa.. hehehe
Novel pertama,
“Ridhanya Ummi, Ridhanya Allah”. Setiap “bab” ditulis sebagai “catatan hati”. Tiap
bab gak panjang-panjang amat, dan itu yang bikin gue seneng bacanya.. hehe..
bab yang pertama bagi gue itu prolog, kayak yang di novel-novel Dan Brown gitu,
isinya suatu kejadian dalam novel. Keren jadinya. Hehe..
Jadi Ummi ini
adalah dai’ah, suka ceramah-ceramah dari mimbar ke mimbar, bahkan diburu
pekerja infotainment. Punya banyak anak dengan masah berbeda-beda. Ada cewek
yang masih centil, masih suka backstreet (menurut gue), ada cowok yang rada gay, ada yang anak cowoknya saleh tapi ternyata
istrinya “berbeda”, dan lainnya.
Disini ditunjukkan
bagaimana Ummi bersama Abah menyelesaikan masalah-masalah yang ada dengan
bijak. Dan pada akhirnya ada suatu kejadian yang “menyadarkan” Ummi bahwa
anak-anaknya sendiri adalah objek dakwah yang harus lebih sering diperhatikan.
Banyak kata-kata yang bisa jadi
quote bagus dan udah beberapa gue copas jadi tweet, hehe...
*****
Novel kedua, Cinta
Dalam 99 Nama-Mu. Ada prolognya juga nih yang sejenis sama novel pertama. Ada dua
orang yang jadi tokoh utama dalam novel ini. Yang satu wanita yang sudah pernah
tertarbiyah namun merasa bahwa ujiannya yang dihadapinya sangat berat, yang
satu lagi wanita yang tergugah hatinya untuk tarbiyah. Dua-duanya sudah menjadu
“ummi”. Eh, btw, ini menurut gue yaa, mungkin ada pembaca yang berbeda
p[endapat, mohon masukannya ajah.. hehe..
Dalam novel
ini yang paling jelas aku tangkep yaa, kita diajarkan untuk yakin pada Allah. Yakin
bahwa Allah akan mengabulkan kita. Dan juga biar lebih bagus, kita bisa berdoa
dengan menyebut asmaul husna J
*****
Novel ketiga,
Lebaran di Rumah Abah. Sebenernya “ke-ummian” di novel ini menurut gue sih gak
terlalu frontal, namun tersirat. Bagaiman begitu besarnya peran seorang Ummi
bagi Abah. Dan ketika Ummi meninggal sang Abah begitu trauma sampai-samapai gak
mau keluar rumah. Shalat Jum’at pun hanya idlaksanakan di ruang tamu yang masih
terdengar suara imam mesjid seberang. Hubungannya dengan anak-anaknya menjadi
renggang setelah kepergian Ummi. Namun ada satu anak lelakinya yang menjadi “penghubung
dan pepencair suasana” dalam hidupnya. Sampai suatu ketika muncul permasalahan
yang ternyaat membuat Abah berhasil menghilangkan traumanya J
*****
Nah itu dia
resensi tiga novel yang ada di buku ini. Kalo cerpennya, ada sepuluh. Waduh capek
ah nulisisnnya, tanya langsung ajah :p yang jelas cerpen-cerpennya adalah yang
ditulis bunda Asma dari tahun 1995 sampai 2011.
Yap, pokoknya, kalo buku-buku
bunda Asma, menurut gue “a must read” banget deh.. haha..
Wassalam.. tetap semangat. Peace,
Love, and Gaul! XD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar